Dan
uraian di atas mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat
kemiskinan, jenis pemerintah bersama-sama dengan pihak swasta (dunia usaha dan
masyarakat) mempunyai peranan besar dalam usaha menghilangkan/mengurangi
kemiskinan di tanah air. Untuk maksud ini diperlukan suatu strategi dan bentuk
intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi.
Ada
tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni sebagai berikut :
1. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang
prokemiskinan.
2. Pemerintahan yang baik (good governance)
3. Pembangunan social
Untuk
mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang
sesuai dengan sasaran atau tujuan antaranya. Sasaran atau tujuan tersebut dapat
dibagi menurut waktu, yakni jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Intervensi
jangka pendek adalah terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi
pedesaan. Hal ini sangat penting melihat kenyataan bahwa di satu pihak hingga
saat ini sebagian besar wilayah indonesia masih daerah pedesaan dan sebagian
besar penduduk indonesia bertempat tinggal dan bekerja di pedesaan. Demikian
juga sebagian besar penduduk bekerja atau mempunyai sumber pendapatan di sektor
pertanian. Di pihak lain, sumber utama kemiskinan di pedesaan maupun di
perkotaan berasal dari pedesaan. Seperti yang dijelaskan dalam teori A.Lewis,
pada awalnya penduduk di pedesaan lebih padat dari pada di perkotaan, yang
membuat tingkat kemiskinan di pedesaan lenih tinggi dari pada perkotaan. Akibat
ketimpang ini terjadilah migrasi dan urbanisasi, yang sebenarnya adalah
perpindahan sebagian dari kemiskinan di pedesaan ke perkotaan.
Intervensi
lainnya adalah manajemen lingkungan dan sumber daya alam (SDA). Hal ini sangat
penting karena hancurnya lingkungan dan “habisnya” SDA akan dengan sendirinya
menjadi faktor pengerem proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, yang
berarti juga sumber peningkatan kemiskinan.
Pembangunan
transpotasi, komunikasi, energi dan keuangan, peningkatan keikutsertaan
masyarakat sepenuhnya (stakeholders’ participation) dalam proses
pembangunan, dan proteksi sosial (termasuk pembangunan sistem jaminan sosial)
juga merupakan intervensi jangka pendek yang sangat pendek.
Sedangkan
intervensi jangka menengah dan panjang yang penting adalah sebagai berikut .
1. Pembangunan Sektor Swasta
Peranan aktif sektor ini sebagai
motor utama penggerak ekonomi/sumber pertumbuhan dan penentu daya saing
perekonomian nasional harus ditingkatkan.
2. Kerjasama Regional
Hal ini menjadi sangat penting dalam
kasus indonesia sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah. Kerja sama yang
baik dalam segala hal, baik di bidang ekonomi, industri, dan perdagangan,
maupun nonekonomi (seperti pembangunan sosial), bisa memperkeci kemungkinan
meningkatnya gap antara provinsi-provinsi yang kaya dan
provinsi-provinsi yang tidak punya (miskin) SDA.
3. Manajemen pengeluaran pemerintah (APBN) dan Administrasi
Perbaikan manajemen pengeluaran
pemerintah untuk kebutuhan publik, termasuk juga sistem administrasinya, sangat
membantu usaha untuk meningkatkan cost effectiveness dari pengeluaran
pemerintah untuk membiayai penyediaan/pembangunan/penyempurnaan
fasilitas-fasilitas umum, seperti pendidikan, kesehatan, olah raga, dan
lain-lain
4. Desentralisasi
Tidak hanya desentralisasi fiskal,
tetapi juga dalam penentuan strategi/kebijakam pembangunan ekonomi dan sosial
daerah sangat membantu usaha pengurangan kemiskinan di dalam negeri.
Desentralisasi seperti itu memberi suatu kesempatan besar bagi masyarakat
daerah untuk aktif berperan dan dapat menentukan sendiri strategi atau pola
pembagunan ekonomi dan sosial di daerah sesuai faktor-faktor keunggulan
komparatif dan kompetitif yang dimiliki masing-masing daerah.
5. Pendidikan dan Kesehatan
Tidak diragukan lagi, pendidikan dan
kesehatan yang baik bagi semua anggota masyarakat di suat negara merupakan
prakondisi bagi keberhasilan dari anti-poverty policy dari pemerintah negara
tersebut. Oleh karena itu, penyediaan pendidikan (terutama dasar) dan pelayanan
kesehatan adalah tanggung jawab mutlak dari pemerintah di mana pun, baik di DCs
maupun LDCs. Pihak swasta bisa membantu dalam penyediaan tersebut, tetapi tidak
mengambilalih peranan pemerintah tersebut.
6. Penyediaan Air Bersih dan Pembangunan Perkotaan
Sama seperti penyediaan pendidikan
dasar dan kesehatan, penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan, terutama
pembangunan fasilitas-fasilitas umum/utama, seperti pemukiman/perumahan bagi
kelompok masyarakat miskin, fasilitas sanitasi dan transportasi, sekolah,
kompleks olah raga, dan infrastruktur fisik (seperti jalan raya, waduk,
listrik, dan sebagainya), merupakan intervensi yang efektif untuk mengurangi
tingkat kemiskinan, terutama di perkotaan.
http://ajengmadyatri.blogspot.com/2013/04/kebijakan-anti-kemiskinan-strategi-dan_15.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar