Kamis, 30 April 2015

Permasalahan Industrialisasi


PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR
 Dalam lima tahun terakhir, laju pertumbuhan industri cenderung melambat, bahkan di bawah pertumbuhan ekonomi. Padahal, pada periode sebelumnya, pertumbuhan industri selalu di atas pertumbuhan ekonomi, serta krisis keuangan global makin memperparah keadaan yang kurang menguntungkan ini. Tetapi momentum krisis keuangan global bisa dimanfaatkan untuk memperkuat dan menyehatkan industri manufaktur nasional. Salah satunya melalui pemanfaatan seluas-luasnya potensi pasar domestik, peningkatan produktivitas, dan pendalaman struktur industri.
Penurunan kapasitas produksi industri manufaktur terjadi seiring pelemahan kinerja ekspor pada tahun depan. Sebab, selama ini pemasaran produk-produk industri manufaktur masih bertumpu pada pasar-pasar ekspor tradisional seperti AS dan Eropa yang menurunkan permintaan terhadap komoditas ekspor nasional
Penurunan pertumbuhan bukan karena semata-mata fluktuasi nilai tukar rupiah yang tidak menentu terhadap kurs mata uang dolar AS. Beberapa faktor lain yang turut menyebabkan penurunan kinerja industri manufaktur adalah penciutan market produksi, kompetisi yang semakin ketat menyusul over produksi serupa dari berbagai negara, biaya bunga kredit, dan kenaikan upah buruh.
Permasalahan pokok yang dihadapi oleh industri manufaktur terdapat 2 macam, yakni secara structural dan secara organisasi.
A. Permasalahan dalam structural sebagai berikut:
1. Basis Ekspor dan Pasarnya yang sempit.
Hal ini menyangkut pada produk pruduk yang di hasilkan industri ini memiliki kualitas yang menurun sehingga standar ekspor yang ada tidak terpenuhi. Terlebih lagi pasaran yang mulai berkurang yang menyebabkan barang produksi menumpuk tak terdistribusi.
2. Ketergantungan Pada Impor yang sangat tinggi
Indonesia sangat kurang dalam segi SDMnya, sehingga banyak meg-impor tenaga kerja asing beserta mesin mesin produksi. Dalam hal ini, membuat tenaga kerja Indonesia bukan bertambah maju, akan tetapi semakin anjlok nilainya
4. Konsentrasi Regional
Pada permasalahan ini, industri tidak sepenuhnya berkaembang secara merata. Artinya di Indonesia hanya terpusat akan satu daerah saja yang dikembangkan dalam sector industri manufaktur ini.
3. Tidak adanya Industri yang Berteknologi menengah
Seperti disebutkan sebelumnya, ketergantungan terhadap teknologi juga amat sangat mempengaruhi lajunya pertumbuhan industri ini, maka dari itu dibutuhkannya alat-alat yang berteknologi menengah keatas agar bisa menciptakan hasil produk yang bermutu tinggi serta mempunyai kualitas ekspor yang baik pula.
B. Permasalahan dalam segi organisasi. Merupakan hal yang harus diperhatikan :
1. Masalah Organisasi, Hukum, dan Good Corporate Governance
Dilihat dari aspek struktur organisasi perusahaan, kegiatan
berproduksi pada sebagian besar industri manufaktur di Indonesia masih dikelompokkan dibawah "kotak" yang dinamakan Direktur Produksi. Sedangkan dengan berkembangnya informasi dan komunikasi serta dampak dari globalisasi, industri manufaktur
di negara-negara maju telah menggunakan penamaan Direktur Operasi yang fungsinya adalah mengelola aspek desain, kualitas, sumber daya manusia, strategi proses, strategi lokasi, strategi lay-out, supply chain management (SCM), inventory management, scheduling, dan maitenance sebagai kesatuan yang terpadu.
2. Masalah Biaya dan Pendanaan
Industri manufactur pada umumnya adalah industri padat modal dan Mempunyai operating leverage (rasio antara biaya tetap dan biaya variabel total) yang tinggi. Sebagai industri padat modal (pada umumnya), sebuah industri Manufaktur harus menekan biaya variabel serendah-rendahnya. Oleh karena itu (mengingat biaya variabel yang antara lain mencakup biaya buruh langsung), adalah sangat naif pendapat yang mengatakan bahwa suatu industri padat modal sekaligus dapat menjadi industri padat karya.
3. Masalah Kemampuan Penguasaan Cross-Functional Area
Total Quality Management, misalnya, masih belum menjadi agenda penting dalam pertemuan RUPS pada beberapa BUMN walaupun topik ini sangat penting bagi industri manufaktur; rapat lebih banyak memfokuskan diri pada aspek keuangan saja, yaitu laba atau rugi. Demikian pula, kita tahu bahwa hidup matinya sebuah perusahaan Tergantung pada empat perspektif utama, yaitu: prespektif pemasaran, operasi/produksi, keuangan, dan learning organization & pertumbuhan.
4. Masalah Suku Cadang dan Entrepreneurship
Salah satu penyebab dari kemahnya daya saing industri manufaktur di Indonesia adalah tidak siapnya pemasok suku cadang untuk produk industri manufaktur. Oleh sebab itu entrepreneurship berbasis teknologi (technopreneurship) sudah mutlak dikembangkan di Indonesia. Salah satu cara meningkatkan kemampuan intrepreneurship di Indonesia adalah dengan menciptakan inkubator bisnis di industri, tentunya dengan bekerjasama dengan penyedia dana bagi pebisnis pemula (venture capital) seperti PT PNM(Persero), Venture Capital yang berada di berbagai propinsi, dan lain-lain.
5. Masalah kepemimpinan
Dari semua industri penghasil produk dan jasa, learning process paling banyak terjadi di sektor industri manufaktur; oleh sebab itu dari pemimpin perusahaan sektor industri ini sangat dibutuhkan:
- Pemimpin yang mampu mengatasi konflik antar fungsi-fungsi manajemen
- Pemimpin yang visonary,
6. Masalah Change Management
Untuk menyehatkan BUMN, sudah banyak konsultan kelas dunia yang diminta bantuannya; sebut saja AT Kearney, Booz Allen Hamilton, Japan Indonesian Forum, dan masih banyak lagi. Semuanya berbicara mengenai jargon-jargon management yang mutahir, seperti restrukturisasi, revitalisasi, reengineering, reborn, reviving dan seterusnya, semuanya bertujuan untuk menyehatkan perusahaan
7. Lemahnya sumber daya manusia (SDM)
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih berpendidikan rendah. Insinyur-insinyur hasil lulusan dalam negri juga masih kurang baik dari segi kualitasnya, masih kurang dalam problem-solving serta kurang kreatif dan kurang mampu dalam melakukan riset serta pengembangannya. Maka dari itu, peran pemerintah sangat diperlukan dalam bidang pendidikan agar kualitas pendidikan di Indonesia ditingkatkan.

http://perin-iesp3b-fahmyrahman.blogspot.com/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar