PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR
Dalam lima tahun
terakhir, laju pertumbuhan industri cenderung melambat, bahkan di bawah pertumbuhan
ekonomi. Padahal, pada periode sebelumnya, pertumbuhan industri selalu di atas
pertumbuhan ekonomi, serta krisis keuangan global makin memperparah keadaan
yang kurang menguntungkan ini. Tetapi momentum krisis keuangan global bisa
dimanfaatkan untuk memperkuat dan menyehatkan industri manufaktur nasional.
Salah satunya melalui pemanfaatan seluas-luasnya potensi pasar domestik,
peningkatan produktivitas, dan pendalaman struktur industri.
Penurunan kapasitas produksi industri manufaktur terjadi seiring
pelemahan kinerja ekspor pada tahun depan. Sebab, selama ini pemasaran
produk-produk industri manufaktur masih bertumpu pada pasar-pasar ekspor
tradisional seperti AS dan Eropa yang menurunkan permintaan terhadap komoditas
ekspor nasional
Penurunan pertumbuhan bukan karena
semata-mata fluktuasi nilai tukar rupiah yang tidak menentu terhadap kurs mata
uang dolar AS. Beberapa faktor lain yang turut menyebabkan penurunan kinerja
industri manufaktur adalah penciutan market produksi, kompetisi yang semakin ketat
menyusul over produksi serupa dari berbagai negara, biaya bunga kredit, dan
kenaikan upah buruh.
Permasalahan pokok yang dihadapi
oleh industri manufaktur terdapat 2 macam, yakni secara structural dan secara
organisasi.
A. Permasalahan dalam structural
sebagai berikut:
1. Basis Ekspor dan Pasarnya yang
sempit.
Hal ini menyangkut pada produk
pruduk yang di hasilkan industri ini memiliki kualitas yang menurun sehingga
standar ekspor yang ada tidak terpenuhi. Terlebih lagi pasaran yang mulai
berkurang yang menyebabkan barang produksi menumpuk tak terdistribusi.
2. Ketergantungan Pada Impor yang
sangat tinggi
Indonesia sangat kurang dalam segi
SDMnya, sehingga banyak meg-impor tenaga kerja asing beserta mesin mesin
produksi. Dalam hal ini, membuat tenaga kerja Indonesia bukan bertambah maju,
akan tetapi semakin anjlok nilainya
4. Konsentrasi Regional
Pada permasalahan ini, industri
tidak sepenuhnya berkaembang secara merata. Artinya di Indonesia hanya terpusat
akan satu daerah saja yang dikembangkan dalam sector industri manufaktur ini.
3. Tidak adanya Industri yang
Berteknologi menengah
Seperti disebutkan sebelumnya,
ketergantungan terhadap teknologi juga amat sangat mempengaruhi lajunya
pertumbuhan industri ini, maka dari itu dibutuhkannya alat-alat yang
berteknologi menengah keatas agar bisa menciptakan hasil produk yang bermutu
tinggi serta mempunyai kualitas ekspor yang baik pula.
B. Permasalahan dalam segi
organisasi. Merupakan hal yang harus diperhatikan :
1. Masalah Organisasi, Hukum, dan
Good Corporate Governance
Dilihat dari aspek struktur
organisasi perusahaan, kegiatan
berproduksi pada sebagian besar
industri manufaktur di Indonesia masih dikelompokkan dibawah "kotak"
yang dinamakan Direktur Produksi. Sedangkan dengan berkembangnya informasi dan
komunikasi serta dampak dari globalisasi, industri manufaktur
di negara-negara maju telah
menggunakan penamaan Direktur Operasi yang fungsinya adalah mengelola aspek
desain, kualitas, sumber daya manusia, strategi proses, strategi lokasi,
strategi lay-out, supply chain management (SCM), inventory management,
scheduling, dan maitenance sebagai kesatuan yang terpadu.
2. Masalah Biaya dan Pendanaan
Industri manufactur pada umumnya
adalah industri padat modal dan Mempunyai operating leverage (rasio antara biaya
tetap dan biaya variabel total) yang tinggi. Sebagai industri padat modal (pada
umumnya), sebuah industri Manufaktur harus menekan biaya variabel
serendah-rendahnya. Oleh karena itu (mengingat biaya variabel yang antara lain
mencakup biaya buruh langsung), adalah sangat naif pendapat yang mengatakan
bahwa suatu industri padat modal sekaligus dapat menjadi industri padat karya.
3. Masalah Kemampuan Penguasaan
Cross-Functional Area
Total Quality Management, misalnya,
masih belum menjadi agenda penting dalam pertemuan RUPS pada beberapa BUMN
walaupun topik ini sangat penting bagi industri manufaktur; rapat lebih banyak
memfokuskan diri pada aspek keuangan saja, yaitu laba atau rugi. Demikian pula,
kita tahu bahwa hidup matinya sebuah perusahaan Tergantung pada empat
perspektif utama, yaitu: prespektif pemasaran, operasi/produksi, keuangan, dan
learning organization & pertumbuhan.
4. Masalah Suku Cadang dan
Entrepreneurship
Salah satu penyebab dari kemahnya
daya saing industri manufaktur di Indonesia adalah tidak siapnya pemasok suku
cadang untuk produk industri manufaktur. Oleh sebab itu entrepreneurship
berbasis teknologi (technopreneurship) sudah mutlak dikembangkan di Indonesia.
Salah satu cara meningkatkan kemampuan intrepreneurship di Indonesia adalah
dengan menciptakan inkubator bisnis di industri, tentunya dengan bekerjasama
dengan penyedia dana bagi pebisnis pemula (venture capital) seperti PT
PNM(Persero), Venture Capital yang berada di berbagai propinsi, dan lain-lain.
5. Masalah kepemimpinan
Dari semua industri penghasil produk
dan jasa, learning process paling banyak terjadi di sektor industri manufaktur;
oleh sebab itu dari pemimpin perusahaan sektor industri ini sangat dibutuhkan:
- Pemimpin yang mampu mengatasi
konflik antar fungsi-fungsi manajemen
- Pemimpin yang visonary,
6. Masalah Change Management
Untuk menyehatkan BUMN, sudah banyak
konsultan kelas dunia yang diminta bantuannya; sebut saja AT Kearney, Booz
Allen Hamilton, Japan Indonesian Forum, dan masih banyak lagi. Semuanya
berbicara mengenai jargon-jargon management yang mutahir, seperti
restrukturisasi, revitalisasi, reengineering, reborn, reviving dan seterusnya,
semuanya bertujuan untuk menyehatkan perusahaan
7. Lemahnya sumber daya manusia
(SDM)
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia
masih berpendidikan rendah. Insinyur-insinyur hasil lulusan dalam negri juga
masih kurang baik dari segi kualitasnya, masih kurang dalam problem-solving
serta kurang kreatif dan kurang mampu dalam melakukan riset serta
pengembangannya. Maka dari itu, peran pemerintah sangat diperlukan dalam bidang
pendidikan agar kualitas pendidikan di Indonesia ditingkatkan.
http://perin-iesp3b-fahmyrahman.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar