Kesejahteraan masyarakat dari aspek eknomi dapat diukur dengan tingkat
pendapatan nasional perkapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional,
maka pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang
harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika pada awal pembagnunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan
pembangunan eknomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk Negara-negara
seperti Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan
penduduk yang sangat tinggi ditambah kenyataan bahwa penduduk Indonesia dibawah
garis kemiskinan juga besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi sangat
penting dan lajunya harus jauh lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk agar
peningkatan pendapatan masyarakat perkapita dapat tercapai.
Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan menciptakan
lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan merata.
Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan sosial (ADB,
2004).
Struktur perekonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam
perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam
sektor primer, sekunder dan tersier. [4]
Ada beberapa faktor
yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara lain :
·
Produktivitas tenaga kerja per sektor
secara keseluruhan
·
Adanya modernisasi dalam proses
peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
·
Kreativitas dan penerapan teknologi yang
disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya.
·
Kebijakan pemerintah yang mendorong
pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi unggulan
·
Ketersediaan infrastruktur yang
menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses
produksi.
·
Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha
dan melakukan investasi secara terus-menerus
·
Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang
muncul dalam wilayah daerah
·
Terbukanya perdagangan luar daerah dan
luar negeri melalui ekspor-impor.
TEORI PERTUMBUHAN
EKONOMI
Sebelum membahas tentang pertumbuhan ekonomi terlebih dahulu kita akan
bahas beberapa teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan beberapa ahli. Pada
abad-19 banyak ahli ekonomi yang menganalisis dan membahas, serta mengemukakan
teori-teori tentang tingkat-tingkat pertumbuhan ekonomi. Antara lain Retrich
List, Brunohilder Brand, Karl Bucher dan Walt Whitman Rostow.
Retrich List adalah penganut paham laisser-vaire dan berpendapat bahwa
sistim ini dapat menjamin alokasi sumber-sumber secara optimal tetapi proteksi
terhadap industri-industri tetap diperlukan.
Brunohilder Brand adalah pengkritik Retrich List, mereka mengatakan bahwa
perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi atau
konsumsinya, tetapi lebih ditekankan pada metode distribusi yang digunakan.
Brunohilder Brand mengemukakan 3 (tiga) sistim distribusi yaitu :
1.
Natural atau perekonomian barter
2.
Perekonomian uang
3.
Perekonomian kredit
Sedangkan Karl Bucher
mempunyai pendapat yang serupa walaupun tidak sama. Karl Bucher mengatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi adalah melalui 3 (tiga) tingkatan yaitu :
·
Produksi untuk kebutuhan sendiri
·
Perekonomian kota, dimana pertukaran
sudah meluas
·
Perekonomian nasional, dimana peranan
pedagang-pedagan tampak makin penting jadi barang-barang itu diproduksi untuk
pasar. Ini merupakan gambaran revolusi di Jerman.
Walt Whitman Rostow
dalam bukunya : De Stages of Economic Growth mengemukakan bahwa proses
pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam 5 tahap dan setiap negara di dunia
dapat digolongkan ke dalam salah satu tahap dari 5 tahap pertumbuhan ekonomi
tersebut. Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi Rostow adalah :
1.
Tahap masyarakat tradisional
2.
Tahap prasyarat lepas landas
3.
Tahap lepas landas
4.
Gerakan kea rah kedewasaan
5.
Masa konsumsi tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar