Pertumbuhan
Kesenjangan
Merupakan hubungan antara
pertumbuhan dan kesenjangan.
Hubungan antara tingkat kesenjangan pendapatan
dengan pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan dengan Kuznet Hypothesis. Hipotesis
ini berawal dari pertumbuhan ekonomi (berasal dari tingkat pendapatan yang
rendah berasosiasi dalam suatu masyarakat agraris pada tingkat awal) yang pada
mulanya menaik pada tingkat kesenjangan pendapatan rendah hingga pada suatu
tingkat pertumbuhan tertentu selanjutnya kembali menurun. Indikasi yang
digambarkan oleh Kuznet didasarkan pada riset dengan menggunakan data time
series terhadap indikator kesenjangan Negara Inggris, Jerman, dan Amerika
Serikat.
Pemikiran tentang mekanisme yang
terjadi pada phenomena “Kuznet” bermula dari transfer yang berasal dari sektor
tenaga kerja dengan produktivitas rendah (dan tingkat kesenjangan pendapatannya
rendah), ke sektor yang mempunyai produktivitas tinggi (dan tingkat kesenjangan
menengah). Dengan adanya kesenjangan antar sektor maka secara subtansial dapat
menaikan kesenjangan diantara tenaga kerja yang bekerja pada masing-masing
sektor (Ferreira, 1999, 4).
Versi dinamis dari Kuznet
Hypothesis, menyebutkan kan bahwa kecepatan pertumbuhan ekonomi dalam beberapa
tahun (dasawarsa) memberikan indikasi naiknya tingkat kesenjangan pendapatan
dengan memperhatikan initial level of income (Deininger & Squire, 1996).
Periode pertumbuhan ekonomi yang hampir merata sering berasosiasi dengan
kenaikan kesenjangan pendapatan yang menurun.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian ,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KEMISKINAN DI INDONESIA
- Tingkat pendidikan yang rendah
- Produktivitas tenaga kerja
rendah
- Tingkat upah yang rendah
- Distribusi pendapatan yang
tidak seimbang
- Kesempatan kerja yang sedikit
- Kwalitas sumber daya manusia
masih rendah
- Penggunaan teknologi masih
kurang
- Etos kerja dan motivasi pekerja
yang rendah
- Kultur/budaya (tradisi)
- Politik yang belum stabil
PROGRAM-PROGRAM
PEMERINTAH Untuk MENANGGULANGI KEMISKINAN di INDONESIA
a.
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) secara konsep mencakup komponen untuk biaya
operasional non personel hasil studi Badan Penelitian dan Pengembangan,
Departemen Pendidikan Nasional (Balitbang Depdiknas). Namun karena biaya satuan
yang digunakan adalah rata-rata nasional, maka penggunaan BOS dimungkinkan
untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personil dan
biaya investasi.
Prioritas utama BOS adalah untuk
biaya operasional non personil bagi sekolah. Oleh karena itu keterbatasan dana
BOS dari pemerintah Pusat, maka biaya untuk investasi sekolah/madrasah/ponpes
dan kesejahteraan guru harus dibiayai dari sumber lain, dengan prioritas utama
dari sumber pemerintah, pemerintah daerah dan selanjutnya dari partisipasi
masyarakat yang mampu.
Dalam Rangka Penuntasan Wajar
Sembilan tahun yang bermutu, banyak program yang telah, sedang dan akan
dilakukan. Program-program tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu
pemerataan dan perluasan akses, peningkata mutu, relevansi dan daya saing dan tata
kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Salah satu program yang diharapkan
berperan besar terhadap percepatan penuntasan Wajar 9 Tahun yang bermutu adalah
program BOS.
Melalui Program BOS yang terkait
dengan gerakan percepatan penuntasan Wajar 9 Tahun, maka setiap pelaksanaan
program pendidikan harus memperhatikan hal-hal berikut :
- BOS harus menjadi sarana
penting untuk mempercepat penuntasan Wajar 9 Tahun.
- Melalui BOS tidak ada siswa
miskin putus sekolah karena tidak mampu membayar iuran/pungutan yang
dilakukan oleh sekolah/madrasah/ponpes.
- Anak lulusan sekolah setingkat
SD, harus diupayakan kelangsungan pendidikannya ke sekolah setingkat SMP.
Tidak boleh ada tamatan SD/MI/setara tidak dapat melanjutkan ke
SMP/MTs/SMPLB dengan alasan mahalnya biaya masuk sekolah.
- Kepala sekolah/madrasah/ponpes
mencari dan mengajak siswa SD/MI/SDLB yang akan lulus dan tidak berpotensi
untuk melanjutkan sekolah yang ditampung di SMP/MTs/SMPLB.
- Demikian juga apabila
teridentifikasi anak putus sekolah yang masih berminat untuk melanjutkan
agar diajak kembali ke bangku sekolah.
b.
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
- Kredit Usaha Rakyat, yang
selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/ pembiayaan kepada Usaha Mikro
Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan
investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif.
KUR adalah program yang dicanangkan
oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank.
Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya
sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam
rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu
Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri (BSM).
c.
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
Kemiskinan mempengaruhi kesehatan
sehingga orang miskin menjadi rentan terhadap berbagai macam penyakit, karena
mereka mengalami gangguan sebagai berikut:
1. menderita gizi buruk
2. pengetahuan kesehatan kurang
3. perilaku kesehatan kurang
4. lingkungan pemukiman buruk
5. biaya kesehatan tidak tersedia
1. menderita gizi buruk
2. pengetahuan kesehatan kurang
3. perilaku kesehatan kurang
4. lingkungan pemukiman buruk
5. biaya kesehatan tidak tersedia
Sebaliknya kesehatan mempengaruhi
kemiskinan. Masyarakat yang sehat menekan kemiskinan karena orang yang sehat
memiliki kondisi sebagai berikut:
1. produktivitas kerja tinggi
2. pengeluaran berobat rendah
3. Investasi dan tabungan memadai
4. tingkat pendidikan maju
5. tingkat fertilitas dan kematian rendah
6. stabilitas ekonomi mantap
1. produktivitas kerja tinggi
2. pengeluaran berobat rendah
3. Investasi dan tabungan memadai
4. tingkat pendidikan maju
5. tingkat fertilitas dan kematian rendah
6. stabilitas ekonomi mantap
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin mempunyai arti penting karena 3 alasan pokok:
- Menjamin terpenuhinya keadilan
sosial bagi masyarakat miskin, sehingga pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin mutlak mengingat kematian bayi dan kematian balita 3
kali dan 5 kali lebih tinggi dibanding pada keluarga tidak miskin. Di sisi
lain penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat miskin,
dapat mencegah 8 juta kematian sampai tahun 2010.
- Untuk kepentingan politis
nasional yakni menjaga keutuhan integrasi bangsa dengan meningkatkan upaya
pembangunan (termasuk kesehatan) di daerah miskin dan kepentingan politis
internasional untuk menggalang kebersamaan dalam memenuhi komitmen global
guna mnurunkan kemiskinan melalui upaya kesehatan bagi keluarga miskin.
- Hasil studi menunjukan bahwa
kesehatan penduduk yang baik, pertumbuhan ekonomi akan baik pula dengan
demikian upaya mengatasi kemiskinan akan lebih berhasil.Upaya-upaya
pelayanan kesehatan penduduk miskin, memerlukan penyelesaian menyeluruh
dan perlu disusun strategi serta tindak pelaksanaan pelayanan kesehatan
yang peduli terhadap penduduk miskin.
Pelayanan kesehatan peduli penduduk
miskin meliputi upaya-upaya sebagai berikut:
–
Membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan masalah-masalah kesehatan yang
banyak diderita masyarakat miskin seperti TB, malaria, kurang gizi, PMS dan
pelbagai penyakit infeksi lain dan kesehatan lingkungan.
–
Mengutamakan penanggulangan penyakit penduduk tidak mampu.
–
Meningkatkan penyediaan serta efektifitas pelbagai pelayanan kesehatan
masyarakat yang bersifat non personal seperti penyuluhan kesehatan, regulasi
pelayanan kesehatan termasuk penyediaan obat, keamanan dan fortifikasi makanan,
pengawasan kesehatan lingkungan serta kesehatan dan keselamatan kerja.
–
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan penduduk tidak mampu
–
Realokasi pelbagai sumber daya yang tersedia dengan memprioritaskan pada daerah
miskin
–
Meningkatkan partisipasi dan konsultasi dengan masyarakat miskin. Masalah
kesehatan masyarakat bukan masalah pemerintah saja melainkan masalah masyarakat
itu sendiri karena perlu dilakukan peningkatan pemberdayaan masyarakat miskin.
d.
Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
Tujuan Penyelenggaraan JAMKESMAS
Tujuan Umum :
Tujuan Umum :
Meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit.
Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit.
- b. Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
SasaranSasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya.
e.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM)
PNPM Mandiri adalah program nasional
penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai
dalam pelaksanaan Program PNPM Mandiri ini adalah :
Tujuan Umum: Meningkatnya
kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.
Tujuan Khusus:
– Meningkatnya partisipasi seluruh
masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat
terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan
ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.
– Meningkatnya kapasitas kelembagaan
masyarakat yang mengakar, representatif dan akuntabel.
– Meningkatnya kapasitas pemerintah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui
kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin
(pro-poor).
– Meningkatnya sinergi masyarakat,
pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok perduli lainnya untuk
mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
– Meningkatnya keberadaan dan
kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok perduli
setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.
– Meningkatnya modal sosial
masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk
melestarikan kearifan lokal.
– Meningkatnya inovasi dan
pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan
masyarakat.
f.
Program Raskin
Program Raskin merupakan subsidi
pangan sebagai upaya dari Pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan
memberikan perlindungan pada keluarga miskin melalui pendistribusian beras yang
diharapkan mampu menjangkau keluarga miskin dimana masing-masing keluarga akan
menerima beras minimal 10 Kg KK per bulan dan maksimal 20 Kg KK per bulan netto
dengan harga netto Rp 1.000 per kg di titik distribusi.
- Tujuan program raskin adalah
memberikan bantuan dan meningkatkan/membuka akses pangan keluarga miskin
dalam rangka memenuhi kebutuhan beras sebagai upaya peningkatan ketahanan
pangan di tingkat keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga
penerima manfaat pada tingkat harga bersubsidi dengan jumlah yang telah
ditentukan.
Sasarannya adalah terbantu dan terbukanya akses beras keluarga miskin yang telah terdata dengan kuantum tertentu sesuai dengan hasil musyawarah desa/kelurahan dengan harga bersubsidi di tempat, sehingga dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan keluarga miskin. Program Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin) ditujukan untuk rumah tangga miskin (RTM) di desa/kelurahan.
g.
Program Keluarga Harapan
Dalam rangka percepatan
penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan di bidang
perlindungan sosial, Pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 akan melaksanakan
Program Keluarga Harapan (PKH). PKH dikenal di negara lain dengan istilah
Conditional Cash Transfers (CCT) atau bantuan tunai bersyarat. PKH bukan
merupakan kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai yang diberikan dalam rangka
membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah
melakukan penyesuaian harga BBM.
- PKH lebih dimaksudkan kepada
upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin.
Pelaksanaan di Indonesia diharapakan akan membantu penduduk termiskin,
bagian masyarakat yang paling membutuhkan uluran tangan dari siapapun
juga. Pelaksanaan PKH secara berkesinambungan setidaknya hingga tahun 2015
akan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium.
Setidaknya terdapat 5 Komponen MDG’s yang secara tidak langsung akan terbantu oleh PKH yaitu:
1. Pengurangan penduduk miskin dan kelaparan
2. Pendidikan Dasar
3. Kesetaraan Gender
4. Pengurangan angka kematian bayi dan balita
5. Pengurangan kematian ibu melahirkan
https://lestarieb.wordpress.com/2011/04/22/pertumbuhan-kesenjangan-dan-kemiskinan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar