PENGABAIAN
Kasus: Vira (24
th), punya anak tak lama setelah menikah. Ia merasa menjadi tawaan yang tidak
bebas lagi berkumpul dengan teman-teman. “Real life tak seperti romantisme yang
saya bayangkan. Kebebasan saya terampas,” ujarnya. Maka pengasuhan bayi sepenuhnya diserahkan pada
baby-sitter. Vira sendiri selalu pulang tepat sebelum suaminya tiba di rumah,
seolah seharian mengurus anak. Padahal, “Tidur, mandi, makan, susu, bahkan uang belanja harian dna bulanan, saya serahkan
sepenuhnya pada baby-sitter. Saya tak mau tertawan.”
Dampak emosi: Secara
alami, anak memilih ibu untuk melekat. Disekap, disentuh, dibelai dan dipeluk
adalah kebutuhan utama bayi. dari pengalaman ini bayi menumbuhkan cinta di hati, membangun
rasa percaya di dalam diri dan terhadap orang lain, dan yang utama adalah
tumbuhnya rasa aman. Itu sebabnya anak-anak dengan riwayat diabaikan, berisiko
mengalami masalah-masalah emosi bahkan kejiwaan:
·
Mudah
cemas, depresi, sulit percaya pada orang lain dan merasa tidak aman.
·
Penelitian Dante Cicchetti, ahli psikopatologi dari University of
Minessota (AS)menyebut, 80% bayi yang ditelantarkan menunjukkan
perilaku kelekatan yang tidak jelas.
·
Di
usia muda anak menolak dan melawan ppengasuhnya, bingung, gel;isah, atau cemas.
Di usia 6 tahun, anak tidak bertingkah laku layaknya anak, ia ingin mendapat
perhatian dengan cara melayani orang tuanya.
Dampak
fisik: Asupan gizi yang
tidak memadai.
Orang tua diharapkan: Konsultasi
pada psikolog untuk mengkaji kembali perkawinanya dan untuk apa mempunyai anak,
serta mengubah pola pikir.
Bantuan untuk anak oleh orang dewasa lain:
- Periksa
anak ke dokter untuk mengetahui tumbuh-kembangnya serta status gizinya.
- Penuhi
kebutuhan anak untuk menumbuhkan rasa percaya dan rasa aman.
- Ajak
anak bermain dna penuhi kebutuhan emosinya seperti diajak bicara atau dibelai,
namun tetap mempertahankan sikap konsisiten, tidak cepat marah dan tidak
memberi penilaian negatif pada sikap anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar