JAKARTA - Indonesia masih harus berjuang
keras untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) saat melahirkan. Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan AKI melahirkan berjumlah
359 per 100 ribu kelahiran hidup. Hal tersebut sangat jauh dari target
pemerintah alam percepatan pencapaian target Millenium Development Goal (MDG),
yakni menurunkan AKI menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2015.
Oleh karenanya, pemerintah
melalui Kementerian Kesehatan terus menggenjot upaya-upaya terkait untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Pada Kamis (26/9), Menteri Kesehatan
Nafsiah Mboi kembali meluncurkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan
Angka Kematian Ibu (RAN PPAKI) 2013-2015 guna membantu penurunan angka kematian
ibu saat melahirkan.
"Rencana Aksi Nasional
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (RAN PPAKI) 2013-2015 adalah salah satu
upaya pemerintah untuk mempercepat penurunan AKI melahirkan," ujar Menkes
di Jakarta, Kamis (26/9).
RAN PPAKAI memuat berbagai
program kesehatan sebagai acuan setiap perencanaan kegiatan di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah dalam upaya "menurunkan kematian ibu. Ada tiga
strategi yang disiapkan dalam RAN PPAKAI ini, yakni peningkatan cakupan dan
kualitas pelayanan kesehatan ibu, peningkatan peran Pemerintah Daerah terhadap
Peraturan yang dapat mendukung secara efektif pelaksanaan program dan
pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
Ketiga strategi tersebut juga
dibarengi dengan tujuh program utama yang akan dijalankan. Pertama, penyediaan
pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat desa sesuai standar. Kedua,
penyediaan fasilitas kesehatan di tingkat dasar yang mampu memberikan
pertolongan persalinan sesuai standar selama 24 jam 7 hari seminggu. Ketiga,
penjaminan seluruh Puskesmas Perawatan, Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) dan Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (RS PONEK) selama 24 jam 7 hari seminggu berfungsi sesuai standar.
Keempat, pelaksanaan rujukan
efektif pada kasus komplikasi. Kemudian, perlu adanya penguatan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dalam tata kelola desentralisasi program kesehatan,
seperti regulasi, pembiayaan, dan lain-lain. Keenam, pelaksanaan kemitraan
lintas sektor dan swasta dan terakhir, peningkatan perubahan perilaku dan
pemberdayaan masyarakat melalui pemahanan dan pelaksanaan P4K serta Posyandu.
"Strategi tersebut
berguna untuk menjawab tantangan yang ada. Yakni fasilitas pelayanan kesehatan
sudah membaik, tetapi cakupan dan kualitas belum optimal. Kemudian, terbatasnya
ketersediaan sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal dan rendahnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu," paparnya.
Menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) sudah ada peningkatan penggunaan tenaga kesehatan
untuk ibu hamil dan melahirkan. Prosentase ibu hamil yang memeriksakan kehamilan
ke tenaga kesehatan meningkat dari 92% pada 2002 menjadi 96% pada 2012.
Sementara itu, untuk prosentase ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan
meningkat dari 66% pada 2002 meningkat menjadi 83% pada 2012.
Menkes berharap hal tersebut
bisa memberikan pengaruh signifikan terhadap upaya penurunan AKI melahirkan
seterusnya. Ia mengatakan, hal tersebut juga terus diimbangi dengan pengusahaan
tenaga kesehatan dalam jumlah yang memadai terutama tenaga bidan, menyediakan
fasilitas pelayanan kesehataan yang terbaik sesuai standar terutama pelayanan
obstetri neonatal emergensi dasar dan pelayanan obsetri neonatal emergensi
komprehensif selama 24 jam dan mobilisasi seluruh lapisan masyarakat untuk
program perencanaan persalinan dengan pencegahan komplikasi.
"Untuk tahap pertama
implementasi, telah ditetapkan 9 provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak
yaitu Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulsel," ungkapnya.
Berdasarkan SDKI 2012 tercatat
rata-rata AKI adalah 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini
jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu
kelahiran hidup. Hal ini tentu bertentangan dengan target pemerintah yang akan
menurunkan AKI hingga 102 per 100 ribu pada 2015 sesuai dengan target MDGs.
Oleh sebab itu, Menkes
meminta kepada jajaran pemerintah baik di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota bersama seluruh lapisan masyarakat di Tanah Air untuk bekerja
keras, bekerja cerdas, dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh Rencana Aksi
Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu 2013-2015. "Agar angka
kematian ibu dapat segera kita turunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup
pada 2015", tandas Menkes. (mia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar